Qris Jazz Gunung Slamet sukses digelar dikawasan Wana Wisata Baturraden pada Sabtu (14/10/2023) dan dihadiri ribuan penonton dari lintas generasi.
Band lokal Jess Kidding menjadi pembuka ajang yang baru pertama kali digelar, sementara penonton secara antusias memadati venue sejak sore.
Sajian tarian Maestro Lengger Rianto yang diiringi band Jagarta menjadi salah satu bentuk kolaborasi jazz dengan kesenian tradisional yang menyuguhkan citarasa nuansa etnik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan selaku tuan rumah pada saat seremoni menjelaskan bahwa gelaran Qris Jazz Gunung merupakan impian yang telah digagas sejak 5 tahun lalu dan berhasil diwujudkan atas sinergi bersama Jazz Gunung Indonesia. Tidak lupa Rony juga mengucapkan terimakasih kepada penonton yang secara tidak langsung turut membangun ekonomi kreatif setempat.
“Ada 24 pemuda dari desa yang ikut membantu acara ini, salah satunya pembuatan instalasi bambu panggung dari Desa Kemutug Lor. Sehingga kehadiran teman-teman penonton disini memberikan keberkahan dan pemberdayaan masyarakat”.
Qris Jazz Gunung Slamet yang mengusung tema konsep intimate tersebut benar-benar mampu membawa penonton bersenandung tanpa jarak dengan musisi.
Aksi Marcell turun menyapa dan membaur dengan penonton semakin membuat suasana sangat intimate, tidak ada jarak antara musisi dan penonton. Ditemui secara langsung usai tampil, Marcell merasa kagum dengan antusiasme penonton yang turut bersenandung bersama pada semua lagu-lagu yang ia bawakan dan senang lagunya dapat dinikmati tidak hanya kalangan wanita, melainkan pria juga turut bersenandung.
“Awalnya saya khawatir ketika membawakan lagu lama 20 tahun yang lalu , tapi Alhamdulillah 80% penonton disini hafal dan bernyanyi bersama. Saya senang banyak penonton pria turut bersenandung, artinya lagu-lagu saya bukan hanya menjadi tempat persinggahan Perempuan.”
Terkait dengan suasan venue, Tohpati menuturkan bahwa gelaran Qris Jazz Gunung Slamet memiliki suasana paling pas diantara gelaran-gelaran sebelumnya.
“Saya happy, tidak menyangka di acara pertama ini banyak penontonnya. Panggungnya menarik, sangat dekat dengan penonon sehingga lebih interaktif, sementara suhu udaranya enak banget tidak terlalu dingin”.
Berlangsung epik, gelaran Qris Jazz Gunung ditutup dengan penampilan Sandy Sondoro yang memukau. Sandy turun ke tengah-tengah penonton berdiri sambil menyanyikan lagu Malam Biru.
“Tadi pas saya datang tidak menyangka, suasananya seperti action woman theatre. Keseluruhan saya happy banget, paling seru di laku terakhir karena berdiri dan nyanyi bareng, pokonya enjoy banget”.
Sementara itu, salah satu penonton, Amel (25) mengakui gelaran Qris Jazz Gunung Slamet memberikan pengalaman yang berbeda yaitu jazz dan alam yang sulit dilupakan. Ia juga berharap agar gelaran ini dapat berlangsung di tahun-tahun mendatang.
“Keren banget, nonton jazz di alam, panggungnya keren. Kapan lagi bisa bisa nyanyi sama Marcell dan Sandy sedekat itu, pokoknya pengalaman yang gak bisa dilupain. Semoga bisa ddiadakan setiap tahun seperti Jazz Gunung Bromo”.
(Kartika Nur Maulida)
Semua komentar