Kudi / Kudhi, Senjata Tradisional Banyumas

May 4, 2021

Kudi me­rupakan salah satu gaman  / senjata yang sering dipergunakan ma­sya­rakat Banyumas dalam kehidupan sehari – hari sebagai peralatan yang digunakan untuk membelah atau memotong benda keras seperti kayu atau bambu, sama fungsinya seperti parang atau bendho. Kudi hanya memiliki satu sisi tajam, berbentuk agak melengkung menyerupai kujang dari Jawa Barat namun lebih panjang dan besar.

Bagian pangkalnya meng­gem­bung, bagian atasnya me­lengkung agak kotak dan di pucuknya membentuk seperti paruh burung berbentuk lancip. Di sisi belakang dekat punggung terdapat lubang. Namun pada perkembangannya, lubang itu kini jarang ditemukan.

Bentuk yang unik itu di­se­suaikan dengan fungsinya. Bagian gemuk berfungsi untuk memotong dan membelah kayu atau batang bambu. Fungsi lekukan itu untuk ngoyoti atau menghaluskan kayu atau bambu yang dibelah tadi. Ujungnya yang lancip digunakan untuk mencukil atau membuat lubang. Bagian pucuk untuk memukul benda-benda yang sifatnya agak keras seperti tempurung kelapa. Sedangkan bagian punggung untuk me­mukul benda yang lebih keras seperti untuk memukul paku. Lu­bang di kudi pun memiliki fung­si sebagai pengungkit.

Sebagai sebuah peralatan, kudi memiliki bermacam fungsi yang tidak dimiliki oleh alat lain, seperti sabit, pisau, atau parang. Dan ini merupakan cerminan sifat dari masyarakat Banyumas yang simpel. Dalam artian, masyarakatBanyumas sangat fleksibel dalam mengerjakan sesuatu.

“Kudi diperkirakan sudah ada sejak abad ke-7. Ini terlihat dari pahatan yang terdapat di daerah Gunung Segara, Bantarkawung, Kabupaten Brebes,” kata Su­geng Priyadi, sejarawan Banyu­mas.

Kesamaan bentuk antara kudi dan kujang bukan menjadi suatu keanehan. Pakar asal Perancis untuk Asia Timur dan Tenggara, Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa Silang Budaya me­ngatakan, Banyumas merupakan serambi budaya Jawa dan Sunda. “Jadi kudi yang dikenal seka­rang merupakan persila­ngan antara budaya Sunda dan Jawa,” imbuhnya.

Kudi memiliki pasangan ber­nama lading. Lading biasa­nya digunakan untuk mencungkil daging kelapa dari batoknya. Dalam budaya ba­nyumasan, lanjut Sugeng, kedua alat itu di­lambangkan sebagai sosok laki-laki dan perempuan.

Tidak banyak daerah yang memproduksi kudi secara massal. Yang paling banyak ada di Kecamatan Susukan,  Kabu­paten Banjarnegara dan Keca­matan Kedungbanteng dan Sokaraja, Kabupaten Banyu­mas.

Proses pembuatan kudi tidak berbeda dengan pembuatan senjata tajam lain, seperti arit, ben­dho, lading atau pisau.  Namun kudi sedikit lebih rumit karena bentuknya yang berlekuk. “Bahan untuk membuat bia­sanya menggunakan lempengan besi baja bekas per ken­da­­raan roda empat,” kata Muha­mmad Sidik, pembuat kudi dari Desa Pasir Wetan, Kecamatan Ke­dungbanteng, Banyumas.

Kesenian


Kudi lekat dengan kesenian tradisional ketoprak banyumasan dan wayang dalang jemblung. Dalam wayang dalang jemblung, kudi menjadi satu-satunya benda tajam yang dipakai sebagai anak wayang. Kudi memiliki peran mewakili seluruh senjata yang dipakai oleh para tokoh dalam cerita wayang itu.

“Ini melambangkan bahwa kudi memiliki kegunaan yang bermacam-macam. Istilahnya, kudi merupakan alat yang paling mumpuni dibanding dengan alat sejenis,” kata Suparjo, dalang jemblung asal Desa Karang­petir, Kecamatan Tambak, Ka­bupaten Banyumas. Meskipun milik wong tlatah Banyumas, kudi diadopsi oleh pemerintah KabupatenBanyu­mas sebagai ikon melalui pembuatan tugu kudi di perbatasan kabupaten itu.

Ada tiga lokasi dibangunnya tugu tersebut yaitu di Desa Buniayu Kecamatan Tambak yang berbatasan dengan Kabu­paten Kebumen, Desa Karang Kemiri Kecamatan Pekuncen yang berbatasan dengan Kabu­paten Brebes dan Desa Kedung­gede Kecamatan Lum­bir, berbatasan dengan Kabu­paten Cilacap. Secara arsitektur, tugu itu berbentuk kudi dalam citra kubus yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu gaman (kudi), karah (cincin antara gaman de­ngan gangang) dan garan (ga­gang kudi). Di bagian gaman bagian atas kecil, bagian tengah berupa lekukan dan bagian bawah besar dengan lambang Kabupaten Banyumas di tengahnya. “Tugu selamat datang itu secara siluet merupakan metamorfosis dari kudi. Bagian bawah antara bagian atas dan bawah terdapat pemisah seperti cincin pada kudi,” kata Su­nardi, arsitektur Banyu­mas.

Pengenalan kudi se­bagai satu warisan buda­ya nenek moyang kepada generasi muda mutlak dilakukan se­bagai bentuk nguri-uri.

Kategori:
ARTIKEL · SENI BUDAYA


Semua komentar

  • Thank you for useful article I want to read some more article you update 🙂 I hope you are okay with it.
    토토사이트

     
    noripolice September 3, 2023 11:26 am Reply
  • I’m amazed, I must say. Seldom do I come across a blog that’s both equally educative and amusing, and
    without a doubt, you have hit the nail on the head. The issue is
    an issue that too few men and women are speaking intelligently about.
    Now i’m very happy I came across this during my search for something relating to this.

    my page … 토토사이트

     
    토토사이트 December 4, 2023 7:58 pm Reply
  • Just wish to say your article is as astounding. The clearness in your post is simply great and i could assume you’re an expert on this subject.
    Well with your permission allow me to grab your RSS feed to keep
    up to date with forthcoming post. Thanks a million and please keep up the rewarding
    work.

    My web blog: 토토사이트

     
    토토사이트 December 8, 2023 4:01 am Reply
  • I am sure this article has touched all the internet people, its
    really really nice paragraph on building up new website.

    Feel free to visit my website 토토가든

     
    토토가든 December 8, 2023 11:20 pm Reply
  • Wow, this paragraph is fastidious, my sister is analyzing these things, therefore I am going to inform her.

    Take a look at my web-site; 먹튀검증업체

     
    먹튀검증업체 December 10, 2023 7:59 pm Reply
  • With havin so much content do you ever run into any problems of plagorism or copyright
    infringement? My website has a lot of exclusive content I’ve either authored myself or outsourced but it looks like a lot of it
    is popping it up all over the internet without my agreement.
    Do you know any methods to help stop content from being
    stolen? I’d certainly appreciate it.

    Here is my web page … 먹튀검증사이트

     
    먹튀검증사이트 December 17, 2023 5:08 pm Reply
  • What i do not understood is actually how you’re now not actually a lot more neatly-favored than you might be
    now. You are so intelligent. You already know therefore
    considerably in relation to this matter, made me in my
    opinion imagine it from a lot of varied angles. Its like women and men don’t
    seem to be involved except it’s something to do with Woman gaga!

    Your own stuffs outstanding. All the time care for it up!

    my web page fx마진거래

     
    fx마진거래 January 3, 2024 5:38 am Reply
  • Fantastic goods from you, man. I’ve understand your stuff previous to
    and you are just extremely great. I actually like what you’ve acquired here,
    really like what you are stating and the way in which you say
    it. You make it entertaining and you still care for to keep it smart.
    I can not wait to read far more from you. This is really a wonderful web site.

    Feel free to visit my web-site – 신용카드현금화

     
    신용카드현금화 January 16, 2024 6:12 am Reply
  • Interesting blog! Is your theme custom made or did
    you download it from somewhere? A theme like yours with a
    few simple tweeks would really make my blog stand out.

    Please let me know where you got your design. Appreciate it

    Also visit my homepage – 홀덤사이트

     
    홀덤사이트 February 5, 2024 6:01 am Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

The maximum upload file size: 64 MB. You can upload: image, audio, video, document, spreadsheet, interactive, text, archive, code, other. Links to YouTube, Facebook, Twitter and other services inserted in the comment text will be automatically embedded. Drop file here