Desa Wisata Cikakak; Lokasi Masjid Saka Tunggal

May 25, 2022

Di sisi selatan Kabupaten Banyumas, ada sebuah desa bernama Desa Cikakak yang diresmikan sebagai desa wisata pada tahun 2020. Di desa dengan wilayah seluas 595.400 Ha ini berdiri salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1288 yaitu Masjid Saka Tunggal. Selain itu, Sobat Pariwisata tidak perlu khawatir dengan fasilitas di Desa Cikakak yang walaupun masih terbilang baru, masyarakat desa sudah sangat siap menerima wisatawan yang ditandai dengan banyaknya rumah warga yang dijadikan homestay. Beberapa Kelompok Kerja (POKJA) juga sudah siap memfasilitasi wisatawan dengan bersinergi bersama Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) untuk menjual paket-paket wisata yang bisa dipilih wisatawan. Di tahun 2021, Desa Wisata Cikakak sudah berhasil masuk di 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), Juara I Jambore Pokdarwis Tingkat Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan Desa Wisata Terbaik dalam Gelar Desa Wisata Provinsi Jawa Tengah.

 

Di RT 02/RW 04, berdiri salah salah satu masjid tertua di Indonesia bernama Masjid Saka Tunggal. Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Baitussalam ini juga dipercaya masyarakat sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Dirintis oleh K.H. Mustholih, masjid ini juga terkenal unik lantaran banyaknya monyet yang berkeliaran di sekitar lokasinya. Masjid Saka Tunggal memiliki ciri khas yang membedakannya dengan masjid lain. Salah satu keunikan masjid ini adalah empat helai sayap dari kayu di dalam saka yang melambangkan ”papat kiblat lima pancer” atau empat mata angin di satu pusat dan menggunakan atap sirap kayu. Material dinding masjid awalnya adalah kayu dan anyaman bambu, namun dilakukan penambahan dinding bata untuk eksterior masjid dengan tujuan pemeliharaan. Ornamen-ornamen yang terdapat dalam masjid ini sangat kental dengan simbol nilai-nilai Islam yang bersinergi dengan adat-istiadat Jawa. Hal ini menggambarkan harmonisasi Islam dengan budaya lokal yang sudah ada sebelumnya.

Di sekitar Masjid Saka Tunggal, Sobat akan bertemu beberapa kelompok kera yang berjumlah ribuan ekor dan hidup berdampingan dengan pemukiman warga. Kera berjenis kera ekor panjang (Macaca fascicularis) ini merupakan hewan liar dan dipercaya telah ada sejak dahulu kala. Ketika Sobat Pariwisata berkunjung ke Taman Kera ini, Sobat bisa membeli pisang, kacang-kacangan, dan jagung seharga Rp.10.000,00 per kantong yang dijual oleh masyarakat setempat untuk diberikan kepada kera dan membayar dana partisipasi sebesar Rp.3.000,00 untuk orang dewasa dan Rp..2.000,00 untuk anak anak. Harga ini berlaku untuk hari biasa, sedangkan untuk hari besar dikenakan tarif Rp.5.000,00 untuk orang dewasa dan Rp.3.000,00 untuk anak-anak.

 

Kategori:
ARTIKEL · HEADLINE · ZOOM


Semua komentar

  • “Saya belum pernah kesana”

     
    FathurRahman August 11, 2022 11:19 am Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

The maximum upload file size: 64 MB. You can upload: image, audio, video, document, spreadsheet, interactive, text, archive, code, other. Links to YouTube, Facebook, Twitter and other services inserted in the comment text will be automatically embedded. Drop file here